0

Ironi

Posted by Maddy Pertiwi on 6:36 AM
Adegan 1 : Bermain Bola
Lokasi : Halte Polda Metro
Waktu : 15.30 WIB

Gw nyebrang jalan menuju halte. Menunggu Kopaja 66 yang akan membawa gw menuju Wisma Mulia. Tiba2 terdengar klakson dan rem berdecit. Spontan gw menengo ke arah suara. Seorang remaja tanggung berlari mengejar bola. Dia tidak peduli dengan makian pengendara. Cepat2 dia mengambil bola dan menyerahkannya kepada anak kecil. Dengan riang, anak kecil itu menerima bola dan mulai menendang ke arah pagar. Tidak peduli akan tatapan orang yang lewat. Si remaja pun meneruskan pekerjaannya sebagai tukang topeng monyet.

Questions
1. Kenapa anak kecil itu bermain bola di pinggir jalan protokoler? Dimana lapangan kosong di Jakarta?
2. Kenapa anak kecil dan remaja tanggung itu tidak berada di rumah? Bukankah seharusnya mereka sekolah?


Adegan 2 : Menunggu Angkutan
Lokasi : Komdak, dalam Kopaja 66
Waktu : 06.25 WIB

Dari kejauhan terlihat seorang wanita difabel menghentikan bus yang gw tumpangi. Berulang kali dia melambaikan tangan. Ketika Kopaja gw mendekat, supir tidak menghentikan bis tapi malah melaju. Tidak memberikan kesempatan kepada wanita itu untuk naik. Gw menengok ke belakang. Wanita itu tetap tidak bisa naik Kopaja selanjutnya. Baru pada Kopaja ketiga, dia bisa naik. Barulah dengan tenang gw mengalihkan pandangan gw ke depan. Bis pun melaju membawa gw ke kantor.

Questions
1. Kenapa si supir tidak mau wanita itu naik Kopaja yang dia kendarai?
2. Apa bedanya wanita itu dengan penumpang biasa sehingga dia tidak diijinkan naik?


Adegan 3 : Menikmati Pemandangan
Lokasi : Lantai 16 BEJ Tower 2
Waktu : 06.45 WIB

Pagi yang cerah, tidak ada kabut karena semalam baru saja turun hujan. Dari meja gw, terlihat gunung menjulang tinggi. Ternyata, selatan dan timur Jakarta dikelilingi oleh gunung. Entah gunung apa saja itu. Mungkin salah satunya adalah Gunung Putri dan juga Puncak. Gw pun mendekat ke jendela. Namun tidak lagi melihat, namun teralihkan oleh sesuatu. Genteng rumah penduduk. Ternyata ada sebuah pemukiman penduduk di balik tingginya gedung di Sudirman. Kalau kantor gw tidak di tempat tinggi, mungkin gw gak akan nyadar akan hal ini.

Questions
1. Apa yang mereka pikirkan ketika melihat gedung bertingkat di depan rumah mereka?
2. Bagaimana keadaan mereka?

PS. Just a simple question. Tidak usah dijawab karena memang tidak perlu jawaban. Untuk mengingatkan gw, tidak semua orang seberuntung gw. Kantor gw boleh di lantai 16. Namun perlu untuk sekali-kali melihat ke bawah… Semoga gw tidak menjadi orang yang sombong. Amin…

*Diposting juga disini

0 Comments

Copyright © 2009 Maddy's Place All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.